Kamis, 08 September 2016

Reaksi Redoks, Autoredoks (Disproporsionasi) dan Konproporsionasi

Reaksi redoks terjadi apabila terjadi serah terima elektron yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi atom-atom yang terlibat reaksi. Reaksi redoks selalu terdiri dari setengah reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi. Pengertian reaksi redoks ini sebetulnya terus mengalami perubahan, seiring dengan ditemukannya perkembangan baru. Teori redoks tersebut diantaranya :
  1. Teori Reaksi Redoks berdasarkan penangkapan/pelepasan Oksigen
  2. Teori Reaksi Redoks berdasarkan penangkapan/pelepasan Hidrogen
  3. Teori Reaksi Redoks berdasarkan penangkapan/pelepasan elektron
  4. Teori Reaksi Redoks berdasarkan kenaikan/penurunan Bilangan Oksidasi
Diantara keempat teori biloks diatas, yang akan digunakan  dalam penyetaraan reaksi adalah teori no 3 dan no 4. Bagaimanakah sebenarnya reaksi redoks berdasarkan kenaikan / penurunan bilangan oksidasi atau lazim disebut biloks itu? berikut pengertian dan ketentuannya.

a. Penentuan Bilangan Oksidasi

Suatu rekasi dikatakan redoks apabila dalam reaksi tersebut terdapat unsur yang mengalami penurunan atau kenaikan bilangan oksidasi. Bilangan oksiadasi adalah angka yang menunjukan muatan suatu atom apabila elektron ikatan diberikan kepada atom yang kelektronegatifannya lebih besar. Bagaimankan ketentuan biloks itu? coba perhatikan dibawah ini :
  1. biloks atom / unsur bebas = 0
  2. biloks logam selalu positif. 
  3. logam I A = +1
  4. logam II A = +2
  5. Al = +3
  6. biloks ion = muatan ion
  7. biloks H = +1 *
  8. biloks O = +2 **
  9. total biloks dalam senyawa = 0
  10. total biloks dalam ion poliatomik = muatan ion 

* kecuali H dalam senyawa hidrida (NaH, LiH dan  CaH2), H = -1
** kecuali O dalam peroksida ( HO2), O = -1
                  O dalam superoksida  ( KO2 , RbO2 ) O = -1/2
                  O dalam OF2 , O = +2

Selain 10 ketentuan diatas, ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan, misalnya untuk unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, I) hanya atom F yang memiliki biloks -1, selain F jika atom-atom tersebut tidak bersenyawa dengan atom oksigen maka memiliki biloks -1, contoh :

  • HF, NaF dan OF2, biloks F = -1
  • HCl, NaCl biloks Cl =-1 akan tetapi pada HClO, HClO2  biloks Cl bervariasi mengikuti ke-10 aturan biloks diatas. 
         HClO = total biloks dalam senyawa nol
         1 + Cl -2 = 0
        Cl = +1 (Biloks Cl +1 )

        HClO2   = total biloks dalam senyawa nol
        1 + Cl + ( 2 x (-2)) = 0
        1 + Cl -4 = 0
       Cl = +3  (Biloks Cl +3)

Soal Latihan :
  1. Bilangan oksidasi Ni dalam ion [Ni(CN)4]3- yaitu.....
  2. Diketahui persamaan reaksi redoks sebagai berikut :
          Na2Cr2O7     +    14HCl      →     2 NaCl    +    2CrCl3    +    3Cl2     +    7H2O
          Perubahan biloks Cr pada reaksi diatas adalah.....
          a. +12 menjadi +6
          b. +12 menjadi +3
          c. +3 menjadi +6
          d. +2 menjadi +3
          e. +6 menjadi +3

b. Reaksi Redoks

Suatu reaksi dikatakan reaksi redoks apabila dalam proses reaksinya terjadi pelepasan / penangkapan elektron atau terjadi kenaikan / penurunan biloks. Reaksi yang mengalami pelepasan elektron / kenaikan biloks disebut reaksi oksidasi, sedangkan reaksi yang mengalami penangkapan elektron / penurunan biloks disebut reaksi reduksi.  Kita juga sering mendengar istilah reduktor atau oksidator. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi, oksidator adalah zat yang mengalami reduks,  zat hasil oksidasi adalah zat hasil reaksi yang mengalami penurunan biloks dan zat hasil reduksi adalah zat hasil reaksi yang mengalami penurunan biloks.


Contoh :








Reduktor : CO  
Oksidator : Fe2O3    
Zat hasil reduksi : FeO   
Zat hasil oksidasi : CO2

c. Reaksi Autoredoks (Disproporsionasi) dan Konproporsionasi

Selain reaksi redoks, ada pula reaksi yang dinamakan autoredoks (disproporsionasi) dan konproporsionasi. Autoredoks / disproporsionasi adalah reaksi redoks dimana hanya satu atom yang mengalami oksidasi dan reduksi. Reaksi konproporsionasi merupakan kebalikan reaksi autoredoks dimana  zat hasil reaksi merupakan atom yang sama, untuk lebih jelasnya perhatikan contoh dibawah ini.


Reaksi Autoredoks / Disproporsionasi


     Oksidator :Cl2
     Reduktor : Cl2
     Zat hasil oksidasi : KClO   
     Zat hasil reduksi : KCl  



Reaksi Konproporsionasi




          Oksidator : HIO3     
         Reduktor : HI     
          Zat hasil oksidasi : I2  

          Zat hasil reduksi :  I2  

Soal Latihan :
Diantara reaksi-reaksi berikut yang bukan merupakan reaksi redoks adalah.....
a. SnCl2    +    I2    +     2HCl       →        SnCl4     +    2HI

b. Cu2O    +    C      →       2Cu     +       CuCl2     +    H2O

c. H2    +     Cl2     →        2HCl


d. CuO    +    2HCl      →           CuCl2     +     H2O

e. MnO2     +     4HCl       →        MnCl2     +     Cl2      +     2H2O   

Jawaban : d
Pembahasan biloks Cu tidak berubah tetap +2, begitupun atom lain H tetap +1, Cl tetap -1 dan O tetap -2.
Catatan : Untuk memudahkan mengerjakan tipe soal diatas, agar kita tidak mencoba satu persatu, lakukan cara berikut. Cari reaksi yang mengandun unsur/senyawa bebas yang memiliki biloks nol. Jika terdapat atom dengan biloks nol maka reaksi tersebut pasti merupakan REAKSI REDOKS

6 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasih, penjelasannya sangat membantu

Singuren Sheruburetto mengatakan...

Cara setarain Reaksi Konproporsionasi?

anatasya rahma ayu mengatakan...

Terimakasih sangat membantu

Ilan Maulana mengatakan...

Terima kasih sangat membantu. Jadi paham deh bedain mana reaksi redok mana yang bukan

Denis mengatakan...

Sangat membantu , terimakasih.

xanthustacheny mengatakan...

Samsung Galaxy Watch 3 Titanium Earrings
View the latest LG titanium body jewelry OLED devices featuring the latest LG OLED device. samsung galaxy watch 3 titanium Download polished titanium Samsung black titanium wedding bands Galaxy Watch 3Ti HD and enjoy titanium network surf freely the latest LG OLED smartphone

Posting Komentar