Potensial elektroda adalah potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu elektroda jika
dibandingkan dengan elektroda Hidrogen. Potensial elektroda diberi lambang E.
Apabila pengukuran dilakukan pada suhu 250 C , tekanan 1
atm dan konsentrasi 1M, maka disebut
sebagai potensial elektroda standat ( E0).
Untuk membandingkan kecenderungan suatu logam mengalami oksidasi atau
reduksi tidak bisa diukur secara langsung namun digunakan elektroda pembanding,
yaitu Hidrogen. Elektroda yang lebih mudah mengalami reduksi dibanding hidrogen
mempunyai nila E0 = positif, sedangkan elektroda yang
lebih sukar mengalami reduksi mempunyai nilai E0 = negatif. Berdasarkan pengukuran
potensial elektroda maka disusunlah deret
volta.
Li–K–Ba–Ca–Na–Mg–Al–Mn–H2O–Zn–Cr–Fe–Co–Ni–Sn–Pb– H –Cu–Hg–Ag–Pt–Au
<---------------------------------------------------------------------------- ---------------------->
E0 =
negatif E0 = nol E0
= positif
Logam mempunyai kemampuan yang berbeda dalam melepaskan elektron,
seperti pada contoh rangkaian sel volta diatas, elektron mengalir dari Zn ke
Cu, bukan sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun keduanya adalah
logam namun Zn lebih mudah melepaskan elektron dari Cu. Perbedaan kecenderungan
teroksidasi menghasilkan perbedaan rapatan muatan antara Zn dan Cu, perbedaan
rapatan menyebabkan perbedaan potensial listrik antara Zn dan Cu sehingga
elektron mengalir. Selisih potensial dinamakan Potensial Sel diberi
lambang E0 sel
Potensial Sel ditentukan dengan cara mengukur potensial listrik yang
timbul karena penggabungan dua setengah selnya. Pengukuran dilakukan
menggunakan voltmeter. Potensial sel dihitung menggunakan persamaan sbb :
E0 sel = E0 reduksi
- E0 oksidasi
bisa diingat dengan mudah E0 sel =
E0 red-oks
Note : Reaksi dapat berlangsung jika E0 sel
mempunyai harga positif ( > 0)
Reaksi tidak dapat
berlangsung jika E0 sel mempunyai harga negatf ( < 0)
0 komentar:
Posting Komentar