Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH. Maksudnya
jika suatu larutan dengan pH tertentu ditambahkan sedikit asam atau sedikit
basa atau jika diencerkan pH tidak berubah dratis dari pH semula maka itu
dinamakan pH penyangga.
Dalam kehidupan sehari-hari sistem penyangga sebetulnya ada dalam sistem
tubuh kita, misalnya saja dalam cairan tubuh atau darah. Cairan tubuh baik
intra sel maupun ekstra sel merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga utama
dalam cairan intrasel adalah pasangan H2PO4 – dan
HPO42-. Adapun sistem penyangga utama dalam cairan ekstra
sel ( darah) adalah pasangan H2CO3 dan HCO3 - .
Larutan penyangga dapat dibuat melalui cara langsung dan cara tidak
langsung. Untuk membuat penyangga dengan cara langsung dibutuhkan asam lemah
dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya, sedangkan untuk
membuat larutan penyangga dengan cara tidak langsung dengan cara mencampurkan
asam lemah dengan basa kuat atau basa lemah dengan asam kuat dimana mol asam
lemah atau basa lemah harus bersisa ( mol asam lemah/basa lemah > mol basa
kuat / asam kuat).
KOMPONEN LARUTAN PENYANGGA
Berdasarkan komponen penyusunnya, larutan penyangga dibedakan atas larutan
penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam dapat
mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7) sedangkan penyangga basa
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7 )
1.
Larutan penyangga asam
(Cara Langsung)
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk larutan penyangga asam
dengan cara langsung yaitu dengan mencampurkan suatu asam lemah (dilambangkan
HA) dan basa konjugasinya (dilambangkan A- ).
Contoh :
·
Larutan penyangga yang dibuat dari : asam asetat (CH3COOH) dan
garamnya (CH3COONa), komponen penyangganya CH3COOH(asam) dan CH3 COO- (basa
konjugasinya)
·
Larutan penyangga yang dibuat dari : NaH2PO4 dan
Na2HPO42-, komponen penyangganya H2PO4- (asam)
dan HPO42- (basa konjugasinya)
·
Larutan penyangga yang dibuat dari : H2CO3 dan
NaHCO3, komponen penyangganya H2CO3 (asam)
dan HCO3- (basa konjugasinya).
MENGHITUNG PH
Untuk larutan penyangga cara langsung, cara mencari nilai pH diperoleh dari persamaan berikut :
2.
Larutan Penyangga Asam (
Cara Tidak Langsung)
Larutan penyangga asam cara tidak langsung dibuat dengan cara mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana mol asam lemah harus lebih besar dari pada mol basa kuat, sehingga mol asam lemah akan bersisa
Contoh :
·
Larutan penyangga yang dibuat dari : asam asetat (CH3COOH) 3 mol
dicampur larutan NaOH 1 mol
·
Larutan penyangga yang dibuat dari : asam asetat (CH3COOH) 3 mol
dicampur larutan BaOH2 1 mol
Catatan : untuk jumlah mol harus diperhatikan valensi basa kuat apakah
valensi 1 atau 2 atau lainnya karena akan mempengaruhi jumlah mol basa dala
larutan. Misal untuk contoh diatas NaOH (basa valensi 1) 1 mol maka mol OH- nya juga 1 mol,
tapi untuk BaOH2 ( basa valensi 2) 1 mol maka mol OH- nya
adalah 2 x 1 mol menjadi 2 mol
MENGHITUNG PH
Untuk larutan penyangga cara tidak langsung, cara mencari nilai pH diperoleh dari persamaan berikut :
3.
Larutan Penyangga Basa (
Cara Langsung)
Larutan penyangga basa cara langsung dibuat dengan cara mencampurkan suatu basa lemah (dilambangkan BOH) dan asam konjugasinya (dilambangkan B- ).
Contoh :
· Larutan penyangga yang dibuat dari : larutan amonia NH3 dan garamnya NH4Cl komponen penyangganya NH4OH (basa lemah) dan NH4+ (asam konjugasinya)
MENGHITUNG PH
Untuk larutan penyangga cara langsung, cara mencari nilai pH diperoleh dari persamaan berikut :
Larutan Penyangga Basa (
Cara Tidak Langsung)
Sama seperti penyangga asam, untuk penyangga basa juga dapat dibuat dengan cara tidak langsung dimana suatu basa lemah dicampurkan dengan suatu asam kuat. Mol basa lemah nya harus lebih besar dari pada mol asam kuat, sehingga mol basa lemah akan bersisa
Contoh :
·
Larutan penyangga yang dibuat dari : larutan amoniak (NH3) 3 mol
dicampur larutan HCl 1 mol
·
Larutan penyangga yang dibuat dari : larutan amoniak (NH3) 3 mol
dicampur larutan H2SO4 1 mol
Catatan : untuk jumlah mol harus diperhatikan valensi asam kuat apakah valensi 1 atau 2 atau lainnya karena akan mempengaruhi jumlah mol H+ dalam larutan. Misal untuk contoh diatas HCl (basa valensi 1) 1 mol maka mol basa nya juga 1 mol, tapi untuk H2SO4 ( asam valensi 2) 1 mol maka mol H+ nya adalah 2 x 1 mol menjadi 2 mol
MENGHITUNG PH